Monday, July 15, 2013

Wisata Ramadhan : Mesjid Bergaya Kelenteng di Surabaya


Ulasan wisata kali ini khusus di bulan ramadhan yang penuh berkah ini penulis sengaja ingin mencari info tempat wisata ramadhan yang menarik, dan bertolak ke jawa timur khususnya di kota surabaya ada Sebuah masjid mirip Klenteng berdiri kokoh di Kota pahlawan ini. Masjid ini bernama Cheng Ho, yang dibangun untuk mengenang jasa Laksamana Cheng Ho yang dikala itu beragama Islam. Masjid ini sangat kental dengan nuansa Tiongkok lama dan klasik.

Laksamana Cheng Ho adalah merupakan seorang panglima Tionghoa yang berjasa besar dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, pada saat itu bermula sejak abad ke 15 M. Pada masa Dinasti Ming (1368-1643), orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam dan berdagang, terutama di pulau pulau Jawa.

Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang, pada 1410 dan 1416 mendarat dan bersinggah di Pantai Simongan, Semarang. Kedatangan laksamana Muslim ini juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit guna menyebarkan agama Islam di pulau jawa. dan Atas bentuk penghargaan dan mengenang jasanyalah masjid ini kemudian dibangun.




Masjid yang sekilas menyerupai Klenteng ini memiliki luas 231 meter persegi. Masjid ini terletak di areal kompleks Gedung Serba Guna Pembina Imam Tauhid Islam (PITI) Jawa Timur, Jalan Gading No 2 Surabaya. Peletakkan batu pertama masjid tersebut pada 15 Oktober 2001, bertepatan dengan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pembangunannya baru dilaksanakan 10 Maret 2002 dan diresmikan pada 13 Oktober 2002.

Masjid yang sangat nyentrik ini yang bernama Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya ini mampu menampung sekitar 200 jamaah. Bangunannya berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. angka 11 bermakna untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan ke 9 Wali Songo, dan angka 8 melambangkan Pat Kwa atau keberuntungan/kejayaan dalam bahasa Tionghoa.



Perpaduan gaya Tiongkok dan Arab menjadi ciri khas masjid ini. Arsiteknya adalah Ir Abdul Aziz dari Bojonegoro, Jawa Timur. Sementara arsitektur Masjid Cheng Ho diilhami Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing, China yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak atau atap utama dan mahkota masjid. Selebihnya adalah hasil perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal, Jawa sungguh sangat indah dan sekilas dari kejauhan seperti bangunan kelenteng kuno yang sangat eksentrik.

Bangunan masjid didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah bedug sebagai pelengkap bangunan masjid. Selain Surabaya, di Palembang juga telah ada masjid serupa dengan nama Masjid Cheng Ho Palembang atau Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang.

Bagi anda yang berencara berlibur atau pulang kampung ke surabaya mesjid ini adalah destinasi menarik yang sayang untuk dilewatkan.

No comments:

Post a Comment